Google, Facebook, Microsoft, Amazon dan Cisco bergabung berantas Heartbleed

Heartbleed menjadi momok yang menegangkan pada perusahaan teknologi dunia, namun perusahaan teknologi ini sekarang bergabung untuk mencegah bug ini untuk masa depan

Begitu banyak web bergantung pada OpenSSL, hal inilah yang menjadikan para raksasa internet untuk bergabung memberantas Heartbleed, yang sekarang ini masih menjadi musuh, Google, Facebook, Microsoft, Amazon dan Cisco bergabung berantas Heartbleed, dan masih ada perusahaan lain yang ikut bergabung

Core Infrastructure Initiative sebutan untuk program ini, proyek ini diciptakan oleh Linux Foundation, proyek ini di dukung oleh perusahaan yang teknologi dunia , dengan bergabungnya perusaahaan  teknologi ini, Linux Foundation akan mengembangkan infrastruktur  penting untuk mencegah serta meberantas bug Heartbleed.
"Setelah krisis Heartbleed kita bertanya pada diri sendiri, Bagaimana ini bisa terjadi dan apa peran  Linux Foundation  untuk memastikan itu tidak terjadi lagi. Kami memutuskan untuk melakukan apa yang selalu kita lakukan, bekerja dengan perusahaan untuk mengumpulkan  dana pengembang langsung sehingga mereka dapat melakukan apa yang mereka lakukan yang terbaik, mengembangkan, sementara kita memberi mereka bantuan dengan cara yang kita lakukan, "kata Amanda McPherson, Kepala pemasaran Linux Foundation.

Secara keseluruhan, ada sekitar 13 perusahaan yang telah bergabung sejauh ini, dan organisasi telah mengumpulkan $ 3.600.000 (€ 2.600.000) komitmen dari para pendukung. Lebih banyak perusahaan yang akan bergabung dalam proyek ini tentunya akan lebih banyak dana yang akan terkumpul.

Komunitas teknologi bersatu dalam memerangi bug keamanan, tentunya ini sangat menyenangkan dengan bersatunya meberantas salah satu bug yang tersebar ini, dukungan tersebut membuat peran raksasa teknologi, semakin kuat menyatukan komitmen dalam memberantas sesuatu yang merugikan, baik penguna , pemilik dan pengembang.

Hearbleed bug muncul beberapa minggu yang lalu, bug yang selama ini bersembunyi selama lebih dari dua tahun, Serangan menggunakan kerentanan ini belum di ketahui dan tidak ada tanda tanda yang di tingalkan, yang membuat tidak mungkin untuk mengetahui apakah atau tidak hacker yang sudah mengetahui hal ini, dan masuk melalui celah ini, dan belum di ketahui secara pasti data yang di ambil.

Sekitar dua pertiga dari situs aman di dunia menggunakan OpenSSL, yang berarti bahwa jumlah situs yang terkena dampak sangat besar dan itu sangat mungkin tidak semua bisa, sudah bisa di tangulangi.